Jumat, 06 April 2012

Sifat-Sifat Allah dan Pembagiannya

 

Berikut ini penjelasan dari dua puluh sifat yang wajib bagi Allah dan mengemukakan dalil akli dan naqli bagi masing-masing sifat tersebut. Dan juga beberapa nasehat tentang apa yang patut dilakukan seorang mu’min yang meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa Allah bersifat dengan sifat tersebut, sehingga akan menjadi sempurnalah iman yang dimiliki oleh seorang mu’min.
1.      Wujud
Wujud berati ada, maka mustahil tidak ada. Allah SWT, berfirman :
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya” (Q.S. As-Sajadah : 4)
Maka sepatutnya lah bagi setiap mu’min yang mempunyai keyakinan yang benar untuk senantiasa ingat kepada Allah pad setiap kali memandang segala sesuatu yang maujud (berwujud) di alam ini.

2.      Qidam
Qidam artinya terdahulu (tanpa ada awalnya), maka mustahil didahului oleh ‘adam (ketiyadaan). Allah SWT, berfirman :
 “Dialah yang Awal dan yang akhir” (Q .S.Al-Hadid : 3)
Maksudnya, bahwa Allah itu terdahulu tanpa ada awalnya dan terkemudian tanpa ada akhirnya. Maka sepatutnyalah bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa memanjatkan syukur kepada Allah, yang dengan taufik-Nya telah menjadikannya seorang Mu’min dan Muslim.

3.      Baqa’
Baqa’ artinya kekal (abadi), maka mustahil dikenai fana’ (kebinasaan). Allah SWT, berfirman:
“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”(Q.S.Ar-Rahman : 27)
Maka sepatutnyalah bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa mengingat mati. Yakni, bahwa pada saatnya nanti maut pasti akan menjemputnya. Sehingga ia pun akan segera bertaubat memohon ampun pada Allah dari segala dosanya sebelum ajal tiba.

4.      Mukhalafatu lil-Hawadits
Muhkhalafatu lil-Hawadist artinya berlawanan dengan segala sesuatu yang baru, maka mustahil bagi Allah bersamaan dengan segala sesuatu yang baru. Allah SWT, berfirman :
 “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. (Q.S.Asy-Syuura : 11)
Maka sepatutnyalah bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk banyak-banyak mengucap tasbih dan pujian kepada Allah, agar ia memperoleh rahmat-Nya.

5.      Qiyamuhu Binafsihi
Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri dengan dirinya sendiri, maka mustahil tidak berdiri dengan sendirinya. Dengan kata lain, Allah tidak bergantung atau tideak berhajat kepada yang lain. Allah SWT, berfirman :
 “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan seuatu) dari alam semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut : 6)
Maka sepatutnyalah bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk menyatakan hajat dan pertolongan kepada Allah. Karena ia mengetahui bahwa Allah Mahakaya dari sekalian alam, dan bahwa alam seluruhnya ini milik Allah semata.


6.      Wahdaniyah
Wahdaniyah artinya Esa dzat-Nya, sifat-Nya dan fi’il-Nya. Maka mustahil Allah itu berbilang dzat, sifat dan fi’il-Nya. Allah SWT, berfirman :
 “Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.” (Q.S.Al-Ikhlas : 1)
Maka sepatutnyalah bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk melihat dan meyakini bahwa setiap kejadian yang ada di dalam itu semua merupakan fi’il (perbuatan) Allah semata.

7.      Qudrat
Qudrat itu artinya kuasa, maka mustahil Allah itu tidak kuasa. Allah SWT, berfirman :
 “Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (Q.S.Al-Baqarah : 20)
Maka sepatutnya bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk tidak takabbur dan membangga-banggakan diri. Bahkan hendaknya ia bersikap tawadhu’ dan banyak takutnya kepada Allah Yang Mahakuasa.

8.      Iradat
Iradat artinya berkehendak (berkeinginan)’ maka mustahil Allah bersifat terpaksa. Allah SWT, berfirman :
 “(Sesungguhnya Tuhanmu) Maha Melaksanakan apa yang Ia kehendaki” (Q.S.Huud : 107)
Maka sepatutnya bagi setiap Mu,min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya dan bersabar atas setiap bala’ dunia.

9.      ‘Ilmun
‘Ilmun artinya mengetahui, maka mustahil Allah atu jahil (tidak mengetahui). Allah SWT, berfirman :
 “Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S.An-Nisaa’ : 176)
Maka sepatutnya bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk memperbanyak rasa takut melakukan perbuatan maksiat kepada Allah, karena tidak ada suatu pun perbuatan yang terluput dari pengetahuan Allah.

10.  Hayat
Hayat artinya hidup, maka mustahil Allah itu mati. Allah SWT, berfirman :
Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati.”(Q.S.Al-Furqan 58)
Maka sepatutnyalah bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa berserah diri (bertawakkal) kepada Allah Yang Hidup dan Yang tidak akan mati.

11.  Sama’
Sama’ artinya mendengar, maka mustahil Allah itu tuli. Allah SWT, berfirman :
 “Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(Q.S.Al-Baqarah : 256)
Maka sepatutnya bagi setiap Mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa takut (memelihara diri dari) berkata-kata yang haram, karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar segala perkataan hamba-Nya.

12.  Bashar
Bashar artinya melihat, akan mustahil Allah SWT buta.
 “Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Hujurat : 18)
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa memelihara diri dari setiap perbuatan yang diharamkan, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat setiap perbuatan hamba-Nya

13.  Kalam
Kalam artinya berbicara, maka mustahil Allah itu gagu. Allah berfrman:
 “Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (Q.S.An-Nisa’ : 164)
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa berzikir kepada Allah dan meperbanyak membaca Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah Kalamulllah.

14.  Qaridun
Qaridun artinya yang kuasa, maka mustahil Allah itu bukan yang kuasa. Dalilnya sama dengan yang ada dalam sifat Qudrat.
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk memperbanyak rasa takut kepada Allah Yang Maha Kuasa dan banyak memohon rahmat-Nya.

15.  Muridan
Muridun artinya berkehendak, maka mustahil Allah tidak berkehendak. Dalilnya sama dengan yang ada dalam sifat Iradat.
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk memperbanyak memperbanyak permohonan (do’a) kepada Allah agar dikaruniai kebahagiaan dunia dan akhirat, dan jauhkan dari segala bala’ dunia dan akhirat.

16.  ‘Alimun
`Alimun artinya yang mengetahui, maka mustahil Allah itu tidak mengetahui. Dalilnya sama dengan yang ada dalam sifat ‘Ilmun.
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa memohon agar pertolonan kepada Allah dalam setiap keadaan, dan memohon pemeliharaan-Nya dari setiap kesejahteraan dunia dan akhirat.

17.  Hayyun
Hayyun artinya yang hidup, maka mustahil Allah itu mati. Dalilnya sama dengan yang ada pada sifat Hayat.
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senantiasa berserah diri kepada Allah dalam setiap keadaan.

18.  Sami’un
Sami’un artinya yang mendengar, maka mustahil Allah itu tuli. Dalilnya sama dengan yang ada dalam sifat Sam’un.
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senatiasa memperbanyak puji dan syukur serta doa kepada Allah Yang Maha Mendengar.

19.  Bashirun
Bashirun artinya yang melihat, maka mustahil Allah itu buta. Dalilnya sama dengan yang ada dalam sifat Bashar.
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk senatiasa memperbanyak rasa malu melakukan dosa dan kelalaian kepada Allah Yang Maha Melihat.

20.  Mutakallimun
Mutakallimun artinya berbicara, maka mustahil Allah itu gagu. Dalilnya sama dengan yang ada dalam sifat Kalam.
Maka sepatutnyalah bagi setiap mu’min yang memiliki keyakinan yang benar untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an dengan khusyu’ dan dengan mengakji dan mempelajari artinya.



Secara Ijmal, sifat-sifat yang wajib bagi Allah itu terbagi menjadi empat bagian, yaitu :
1.      Sifat Nafsiah : yaitu suatu hal yang wajib bagi dzat Allah bersifat dengan sifat wujud (ada), yang wujudnya it tidak disebabkan oleh suatu sebab apapun, sifat Nafsiah ini hanya memiliki satu sifat saja, yaitu Wujud.
2.      Sifat Salbiyah : yaitu suatu sifat yang menafikan (meniadakan) semua sifat yang tidak layak bagi Allah. Sifat yang tidak ada bagi Allah. Sifat Salbiah memiliki lima sifat yaitu : Qidam, Baqa’, Mukhalafatu Lil Hawadits, Qiyamuhu Banafsihi, Wahdaniat.
3.      Sifat Ma’ani : Yaitu semua sifat yang berdiri pada dzat Allah yang maujud, yang mewajibkan dzat itu bersifat dengan suatu hukum sifat ma’nawiyah. Sifat Ma’ani ini meliputi tujuh sifat yaitu : Qudrat, Iradat, Ilmun, Hayat, sam’un, bashar, kalam.
4.      Sifat Ma’nawiyah : Yaitu suatu hal yang tetap (tsabit) bagi dzat Allah bersifat dengan sifat ma’nawiyah. Oleh karena-Nya terdapat ikatan yang kuat antara sifat ma’ani dan sifat ma’nawiyah. Dan sifat Ma’nawiyah. Ini meliputi tujuh sifat : Qadirun, Muridun, ‘Alimun, Hayyun, Sami’un, Bashirun, Mutakallimun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar